Daftar Blog Saya

Selasa, 06 Desember 2011

Jadilah Manusia Unggul & Jadilah Orang Yang Berguna Serta Bermanfaat

Cara menjadi orang bermanfaat

وَ اَحْسِنُوْا، اِنَّ اللهَ يُحِبُّ اْلمُحْسِنِيْنَ

Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. [QS. Al-Baqarah : 195]
Ada hadits yang pendek namun sarat makna, sering diungkap dan motivasi taktis bagi iman yang sedang turun. Dikutip Imam Suyuthi dalam bukunya Al-Jami’ush Shaghir.

عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)
Persiapan Menuju Manusia Bermanfaat
Untuk bisa menjadi orang yang banyak manfaat kepada orang lain, kita perlu menyiapkan beberapa hal dalam diri kita.
Pertama, tingkatkan derajat keimanan kita kepada Allah swt. Sebab, amal tanpa pamrih adalah amal yang hanya mengharap ridho kepada Allah. Kita tidak meminta balasan dari manusia, cukup dari Allah swt. saja balasannya. Ketika iman kita tipis terkikis, tak mungkin kita akan bisa beramal ikhlas Lillahi Ta’ala.
Ketika iman kita memuncak kepada Allah swt., segala amal untuk memberi manfaat bagi orang lain menjadi ringan dilakukan. Bilal bin Rabah bukanlah orang kaya. Ia hidup miskin. Namun kepadanya, Rasulullah saw. memerintahkan untuk bersedekah. Sebab, sedekah tidak membuat rezeki berkurang. Begitu kata Rasulullah saw. Bilal mengimani janji Rasulullah saw. itu. Ia tidak ragu untuk bersedekah dengan apa yang dimiliki dalam keadaan sesulit apapun.
Kedua, untuk bisa memberi manfaat yang banyak kepada orang lain tanpa pamrih, kita harus mengikis habis sifat egois dan rasa serakah terhadap materi dari diri kita. Allah swt. memberi contoh kaum Anshor. Lihat surat Al-Hasyr ayat 9. Merekalah sebaik-baik manusia. Memberikan semua yang mereka butuhkan untuk saudara mereka kaum Muhajirin. Bahkan, ketika kaum Muhajirin telah mapan secara financial, tidak terbetik di hati mereka untuk meminta kembali apa yang pernah mereka beri.

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالإيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung (QS.Al Hasyr : 9)
Yang ketiga, tanamkan dalam diri kita logika bahwa sisa harta yang ada pada diri kita adalah yang telah diberikan kepada orang lain. Bukan yang ada dalam genggaman kita. Logika ini diajarkan oleh Rasulullah SAW. kepada kita.
Suatu ketika Rasulullah SAW menyembelih kambing. Beliau memerintahkan seoran sahabat untuk menyedekahkan daging kambing itu. Setelah dibagi-bagi, Rasulullah SAW. bertanya, berapa yang tersisa. Sahabat itu menjawab, hanya tinggal sepotong paha. Rasulullah SAW. mengoreksi jawaban sahabat itu. Yang tersisa bagi kita adalah apa yang telah dibagikan.
Begitulah. Yang tersisa adalah yang telah dibagikan. Itulah milik kita yang hakiki karena kekal menjadi tabungan kita di akhirat. Sementara, daging paha yang belum dibagikan hanya akan menjadi sampah jika busuk tidak sempat kita manfaatkan, atau menjadi kotoran ketika kita makan. Begitulah harta kita. Jika kita tidak memanfaatkannya untuk beramal, maka tidak akan menjadi milik kita selamanya. Harta itu akan habis lapuk karena waktu, hilang karena kematian kita, dan selalu menjadi intaian ahli waris kita. Maka tak heran jika dalam sejarah kita melihat bahwa para sahabat dan salafussaleh enteng saja meng-infakkan uang yang mereka miliki di jalan Allah swt. Sampai sampai tidak terpikirkan untuk menyisakan barang sedirham pun untuk diri mereka sendiri.
Keempat, kita akan mudah memberi manfaat tanpa pamrih kepada orang lain jika dibenak kita ada pemahaman bahwa sebagaimana kita memperlakukan seperti itu jugalah kita akan diperlakukan. Jika kita memuliakan tamu, maka seperti itu jugalah yang akan kita dapat ketika bertamu. Ketika kita pelit ke tetangga, maka sikap seperti itu jugalah yang kita dapat dari tetangga kita. Marilah ber-empati, membayangkan apa akibat yang kita lakukan kepada orang lain. Sehingga bisa menjadi lebih baik di kemudian hari.
Kelima, untuk bisa memberi, tentu Anda harus memiliki sesuatu untuk diberi. Kumpulkan bekal apapun bentuknya, apakah itu finansial, pikiran, tenaga, waktu, dan perhatian. Jika kita punya air, kita bisa memberi minum orang yang haus. Jika punya ilmu, kita bisa mengajarkan orang yang tidak tahu. Ketika kita sehat, kita bisa membantu beban fisik orang lain.
Marilah kita bersosialisasi, bermuamalah sesuai yang telah disyariatkan Allah swt. Orang yang benar-benar menuju taqwa bukanlah sekedar rajin ibadah tetapi juga rajin “membuktikan” hasil ibadah dengan perilaku sosial yang shaleh, bermanfaat bagi ingkungannya.
Jika sobat merasa tidak/belum/kurang bermanfaat bagi manusia lain, bahkan selalu menjadi kerugian bagi orang lain. Wajibkan diri introspeksi dan perbaiki diri. Karena itulah jalan pembuktian keimanan yang sebenarnya.
Semoga bermanfaat
sumber:http://cara-apapun.blogspot.com/2011/05/cara-menjadi-orang-bermanfaat.html
Did you like this? Share it:

JADILAH MANUSIA YANG BERMANFAAT

Dalam hidup ini, pasti pernah terlintas dalam pikiran kita, apa hal yang berarti yang pernah kita lakukan, baik untuk diri sendiri ataupun orang lain. Jika Kita merasa belum memiliki hidup yang berarti, berarti harus kita evaluasi.

Hidup akan lebih berarti kalau senantiasa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jadi, kita tidak selalu berada pada titik yang sama, melainkan senantiasa bergerak maju dan menjadi lebih baik dan lebih dekat ke tujuan yang telah kita tetapkan.
Salah satu cara untuk selalu berkembang adalah dengan memiliki semangat belajar. Pastikan ada sesuatu yang baru yang Kita pelajari setiap harinya. Belajar sesuatu yang baru tidak harus selalu belajar sesuatu yang rumit.

Secara fisik manusia selalu berkembang, dari bayi, menjadi anak-anak, lalu menginjak remaja, dan dewasa. Imbangi perkembangan fisik ini dengan perkembangan diri dalam bentuk pengetahuan, wawasan, keterampilan, ataupun kebijaksanaan. Jika kita belajar sesuatu yang baru tiap harinya, pasti hidup kita akan lebih terasa bermanfaat dan berarti.
Buat apa kita memiliki suatu keterampilan jika kita tidak bisa berbagi keterampilan tersebut agar orang lain bisa menikmatinya. Buat apa kita bisa main musik, jika permainan musik kita tidak kita bagikan kepada orang lain untuk menikmatinya. Buat apa kita memiliki berbagai ilmu, jika ilmu itu hanya kita simpan untuk diri sendiri.

Agar hidup lebih berarti, kita perlu memiliki semangat berbagi: berbagi ilmu, berbagi keterampilan, berbagi pengetahuan, berbagi pengalaman, dan juga berbagi berkat. Masalah akan terasa lebih ringan jika kita bisa berbagi dengan orang-orang yang kita percayai. Prestasi atau kesenangan akan menjadi terasa lebih berlipat ganda jika kita juga bisa berbagi dengan orang-orang sekitar kita. Jangan takut, jika kita berbagi kita tidak akan kekurangan. Justru dengan berbagi, kita akan menjadi lebih terampil, lebih ahli, dan lebih mampu. Selain itu, jika kita berbagi kita akan terpacu juga untuk senantiasa meningkatkan diri dengan keterampilan baru, pengetahuan baru, atau berkat yang lebih banyak lagi, sehingga kita bisa berbagi yang lebih baru dan lebih banyak pada orang sekitar.
Semangat berbagi ini akan membuat hidup kita lebih berarti, karena semakin banyak yang kita bagi, semakin banyak orang yang bisa menikmati hasil karya kita, dan semakin banyak orang yang akan menaruh hormat kepada kita.
Barang yang hilang bisa kita ganti dengan yang baru. Uang yang hilang bisa kita cari lagi dengan kerja keras dan kerja cerdas. Tetapi, waktu yang hilang tidak akan bisa kembali. Jadi, pastikan agar kita senantiasa memanfaatkan waktu yang kita miliki seoptimal mungkin.
Jangan malas melakukan sesuatu karena begitu waktu terbuang dengan sia-sia, waktu itu akan hilang selamanya, tidak bisa tergantikan. Daripada menghabiskan waktu dengan kesedihan, keputusasaan, dan perasaan yang negatif, mengapa kita tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan memenuhi waktu kita dengan berbagai hal yang positif. 

Hidup cuma sekali saja. Jadi pastikan kita bisa memanfaatkan hidup dengan hal-hal positif yang berarti dan bisa kita lakukan dengan berbagi untuk orang lain di sekitar kita.
Ada sebuah kata bijak mengatakan bahwa Sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, Jadi Untuk apa kita hidup kalau tidak ada orang yang mendapat manfaat dari kita, Kita ada tapi seolah olah seperti tidak ada. Itu berarti bahwa sesungguhnya Kita Telah mati dalam hidup. Kita hidup, tapi seperti benda mati yang tidak berguna.
Sudahkah Kita merasa bahwa hidup Kita sudah berarti baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitar Kita? Jika belum sepenuhnya, mungkin Kita bisa mulai sekarang.